Asal Usul Nama Pontianak


Penamaan Pontianak sebagai nama dari daerah (kota) ini sendiri dapat dilihat dari beberapa perspektif:
Pertama, cerita-cerita rakyat (folklor) penamaan Pontianak berawal dari istilah hantu Kuntilanak atau hantu perempuan. Adanya hantu Kuntilanak yang konon dulunya banyak terdapat di daerah delta pertemuan Sungai Kapuas Besar, Sungai Kapuas Kecil dan Sungai Landak.
Alkisah, ketika awal rombongan Syarief Abdurahman sampai di sekitaran daerah ini. Banyak gangguan dan suara-suara yang mengerikan. Gangguan pada malam hari itu yang ditafsirkan sebagai hantu jahat, hantu Kuntilanak, membuat takut kerabat serta anak buah perahu rombongan. Keesokan harinya mereka tidak meneruskan perjalanan, sambil memperhatikan situasi sekitarnya.
Pada siang hari pun mereka ditakuti oleh suara-suara mengerikan. Malam berikutnya rombongan mereka pun mendapatkan gangguan-gangguan dari suara serupa hantu dan gangguan lainnya. Karena selalu diganggu oleh hantu jahat yang dimanifestasikan hantu kuntilanak tersebut. Kemudian sebagai upaya untuk mengusirnya, Syarif Abdurrahman menembakkan meriam. Dari cerita itulah, kemudian daerah ini disebut dengan pontianak. Perspektif ini tersebar luas sebagai asal usul penamaan kota pontianak.
Ada pendapat yang mengatakan, gangguan yang menakutkan itu sesungguhnya adalah para perompak dan penjahat yang banyak terdapat diperairan sungai Kapuas dan sungai Landak. Daerah ini memang sebelumnya dikenal strategis sekaligus rawan. Sebagai tempat bersembunyian para perompak dan penjahat didaerah pertigaan pertemuan kedua sungai itu.

Kedua, cerita rakyat (folklor) melayu yang mendasari penamaan pontianak berasal atau artinya ayunan anak. Konon, cerita ini berdasar pada cerita ketika ketika Masjid Jami' didirikan ada banyak ayunan anak dari keluarga yang dipekerjakan. ( Ja' achmad dan J U Lontaan)

Ketiga, penamaan Pontianak berasal dari keberadaan nama 'pohon punti'. Penyebutan pohon punti, sebagai bukti sejarah keberadaannya termaktub pada baris keempat belas surat antara Husein bin Abdul Rahman Al-Aidrus (rakyat negeri Pontianak) kepada Sultan Syarief Yusuf Al-Kadrie. Tertulis.....
Maka di dalam itu watasan telah ada juga pohon-pohon hamba tuanku yang sudah bertanam emang disitu, embawang ada 3 dan rambai 8 dan keranji 2, dan buluh 7 rumpun dan pohon punti 1 dan pohon kandis 1 dan beberapa pula sagu yang hamba tuanku tanam di dalam sungai itu ada 6 rumpun yang besar dan yang kecil ada lebih kurang dari tiga ratus batang.
( Henry Chambert Loir. Sultan, Pahlawan dan Hakim, 2011, hal107).
Berkenaan juga dengan kata ponti bersumber dari kata pon dan ti yang berarti 'pohon tinggi'. Tentu sangat berasalan, sebagai kawasan yang ada di pulau Kalimantan tentunya di daerah ini dulunya banyak terdapat pohon-pohon yang tinggi. Ponti untuk Pohon Tinggi juga menjadi sesuai dengan manifestasi Pohon Punti diatas . Orang tua-tua bilang pohon ini tinggi dan besar walau tidak juga menjadi besar sekali. Penyebutan pontianak pun bagi sebagian masyarakat di tepian sungai Kapuas Kecil dulunya hingga sebagian sekarang ini dengan sebutan puntianak.

Keempat, Pontianak, juga dapat berasal dari kata Pontian. Nama Pontian sendiri adalah pelafadzan dari kata perhentian. `PERHENTIAN' yang bermaksud dengan tempat persinggahan. Hal ini juga sangat beralasan, karena delta Sungai Kapuas dan Sungai Landak ini sangat strategis sebagai jalur perdagangan dari hilir (luar Kalimantan) sebelah barat daya menuju hulu (pedalaman) dan juga tempat kapal-kapal pedagang yang hendak berlindung dari badai dan ombak besar di laut Cina Selatan, atau laut Natuna. Ilustrasi sederhananya adalah setelah kapal-kapal tersebut mengarungi laut, kemudian masuk ke muara sungai dan beristirahat sejenak di daerah ini. Sebelum kemudian melanjutkan perjalanan lebih ke dalam.
Penamaan nama daerah dari asal muasal penamaan Pontian ini juga terdapat di salah satu daerah di Negeri Johor, Malaysia. Terletak 62 kilometer dari Johor Bahru, ibu kota negeri Johor. Ibu kotanya disebut Pontian Kechil. Daerah Pontian, dari kata pada Pontian “perhentian' ini merupakan sebuah tanjung yang digunakan sebagai daerah perhentian kapal-kapal pedagang yang hendak berlindung dari badai dan ombak besar. Dibangunkan oleh saudagar dari Singapura yaitu Syed Alsagoff. Selain itu, nama Pontian sebagai nama daerah juga terdapat di kecamatan Lubuk Batu Jaya Kabupaten Indragiri Hulu, Riau, Indonesia, disana terdapat nama desa Pontian Mekar.

Kelima, Pontianak dalam pelafalan bahasa Mandarin adalah Kun Tian (kun tien, dalam pelafalan Hanyu Pinyin. kūn diàn dalam bahasa mandarin). Kata kun tian dapat diartikan dengan 'tempat perhentian; persinggahan'. Dialek pelafadzan kun tian bagi sebagian besar masyarakat tionghoa biasanya ada sedikit penambahan lafadz tanpa menambah arti, hanya sebatas dengung kata terakhir saja. Seperti; tak ada uang (nga), naik oto (aa), (a),begitu juga kun tian (na).Dari pelafadzan inilah kemudian menjadi Pontianak. Sampai sekarang pun sebagian besar orang tua-tua dari masyarakat Tionghoa masih menggunakan Kun Tian untuk menyebutkan Pontianak. Misalnya jika mereka ditanya 'mau kemana?' Kemunginan dia akan menjawab 'ke Kun Tian' (na).

Keenam, asal mula kata Pontianak berasal dari kata Pintu Anak. Yang dimaksudkan daerah ini sebagai pintu dari dua anak sungai. Yakni sungai Kapuas dan sungai Landak.
Penulisan beberapa perspektif atau sudut pandang dalam asal muasal penamaan Pontianak ini menjadi menarik. Sebagai sebuah penjabaran, bahwa ia juga tidak berasal dari hal yang tunggal, dan tentu juga bukan berarti satu perspektif menjadi benar dibanding dengan lainnya. Begitu juga sebaliknya. Atau sebenarnya penamaan Pontianak merupakan satu kesatuan dari hal tersebut. Misal: Kata Pontianak yangkemudian menjadi nama Kota Pontianak berasal dari satu daerah persinggahan, perhentian (Pontian), di Pintu Anak Sungai Kapuas dan Sungai Landak, yang oleh masyarakat tionghoa disebuat dengan ' Kun Tian' (na). Dimana banyak terdapat pohon punti atau pohon-pohon yang tinggi (ponti), serta awalnya banyak mitos penampakan hantu perempuan menyeramkan (kuntilanak).

Pada titik inilah toponimi (cabang antropologi tentang nama tempat, asal-usul, arti, penggunaan, dan tipologinya) di Pontianak ini akan menemukan titik yang lebih cerah. Yakni ketika mitos, cerita rakyat dan hal-hal yang bersifat irrasional dapat bertemu dan saling melengkapi dengan penjelasan yang bersifat nalar, melalui narasi ilmiah, data sejarah dan rasional.
Sumber: Ahmad Asma dZ 
http://irwansahaja.blogspot.co.id/2014/07/asal-usul-nama-pontianak-oleh-ahmad.html
http://wisatapontianak.com/masjid-jami-sultan-syarif-abdurrahman-tertua-di-pontianak-kalimantan-barat/

Komentar

Postingan Populer